Opini Publik 

Oleh
Hendrawan, S.T., M.M.

TROPEDO.ID — Pada perayaan HUT ke-79 Republik Indonesia, tema “Nusantara Baru Indonesia Maju” menjadi refleksi penting tentang perjalanan bangsa menuju masa depan yang lebih baik. Tema ini tidak hanya merujuk pada semangat persatuan dan kebangkitan nasional, tetapi juga menyoroti pembaharuan yang diperlukan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Salah satu aspek yang sangat relevan dalam konteks ini adalah implementasi “Merdeka Belajar dan Merdeka Mengajar” dalam Kurikulum Merdeka yang didukung oleh pendekatan digitalisasi pendidikan.

Semangat Pembaharuan dalam Pendidikan

Pendidikan selalu menjadi pilar utama dalam pembangunan suatu bangsa. Di Indonesia, tantangan dan dinamika global menuntut adanya reformasi yang terus-menerus dalam sistem pendidikan. Dalam konteks “Nusantara Baru Indonesia Maju”, semangat pembaharuan ini terlihat jelas melalui penerapan Kurikulum Merdeka, yang memberikan kebebasan kepada siswa dan guru untuk mengembangkan potensi dan kreativitas mereka.
Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi peserta didik untuk belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka, serta memberikan keleluasaan kepada guru untuk berinovasi dalam metode pengajaran.

Ini adalah bentuk nyata dari semangat pembaharuan yang mengedepankan individualisasi pendidikan, dimana setiap anak dapat belajar dengan cara yang paling efektif bagi mereka. Guru, di sisi lain, tidak lagi terbebani oleh kurikulum yang kaku, melainkan diberikan kebebasan untuk mengembangkan materi pembelajaran yang lebih relevan dan menarik.

Digitalisasi Pendidikan Pilar Utama dalam Kurikulum Merdeka

Dalam era digital saat ini, pendekatan digitalisasi pendidikan menjadi elemen kunci yang memperkuat pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Digitalisasi tidak hanya berarti penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar, tetapi juga mencakup transformasi menyeluruh dalam budaya pendidikan di Indonesia. Ini mencakup pengembangan infrastruktur teknologi, pelatihan bagi tenaga pendidik, serta integrasi teknologi dalam kurikulum dan metode pengajaran.

Digitalisasi memungkinkan akses ke sumber belajar yang lebih luas dan beragam, memperkaya pengalaman belajar siswa. Dengan adanya teknologi, siswa dapat mengakses materi pembelajaran kapan saja dan di mana saja, memungkinkan pembelajaran yang lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan individu. Selain itu, teknologi juga memungkinkan guru untuk memantau perkembangan siswa secara lebih akurat, memberikan umpan balik yang lebih efektif, dan menyesuaikan strategi pengajaran sesuai kebutuhan.

Tantangan dan Peluang

Meskipun konsep “Merdeka Belajar dan Merdeka Mengajar” dalam Kurikulum Merdeka dengan pendekatan digitalisasi pendidikan menawarkan banyak manfaat, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah kesenjangan digital, di mana tidak semua daerah di Indonesia memiliki akses yang sama terhadap teknologi dan internet. Pemerintah perlu memastikan bahwa digitalisasi pendidikan tidak memperlebar kesenjangan tersebut, melainkan harus menjadi alat yang mempersatukan dan memperkuat sistem pendidikan nasional.

Selain itu, ada tantangan dalam hal kesiapan guru dan siswa dalam beradaptasi dengan perubahan ini. Transformasi digital memerlukan pelatihan yang intensif dan berkelanjutan bagi para pendidik, serta dukungan dari berbagai pihak untuk memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dalam lingkungan yang semakin digital.

 

Penulis: Hendrawan, S.T., M.M.

Penelaah Teknis Kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Selatan.