Program KUR Jahe Merah Macet, Erzaldi : Kami Tetap Bersama Petani akan Carikan Solusi
TROPEDO.ID — Mantan Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman mengaku tidak akan meninggalkan petani maupun warga yang terlibat dalam program KUR jahe merah di Bangka Tengah. Meski bukan tanggungjawab dirinya, Erzaldi berjanji akan ikut mencarikan jalan keluar bersama-sama dengan pihak terkait termasuk pemerintah pusat.
Program budidaya jahe merah organik dengan skema pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang melibatkan 400 petani Bangka Tengah tidak berjalan sesuai harapan. Akibatnya petani tidak mampu menuntaskan kewajiban untuk membayar angsuran modal pembiayaan sehingga menimbulkan keresahan dikalangan petani.
Keresahan ini ditunggangi dan dimanfaatkan betul oleh pihak-pihak tertentu untuk mendiskreditkan dan mempersalahkan sosok Erzaldi Rosman yang kala program itu digulirkan, menjabat sebagai Gubernur Babel dan turut mensosialisasikan program pemerintah pusat ini di Babel.
Menanggapi hal tersebut, Erzaldi mengaku prihatin dengan masih adanya cara-cara politik primitif yang mengarah pada pembunuhan karakter ketimbang melahirkan gagasan atau konsep yang bermuara pada peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat. Terlebih upaya tersebut diamplifikasi oleh media-media yang secara tidak profesional mengabaikan prinsip konfirmasi sehingga berita yang dipublis menjadi kurang berimbang dan patut diduga memiliki motivasi lain diluar pemberitaan.
Dijelaskan Erzaldi, pada saat itu kondisi ekonomi didaerah manapun yang tengah dilanda Covid-19 betul-betul terpuruk, nyaris tidak ada daerah maupun negara yang perekonomiannya tidak terdampak. Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah berupaya keras untuk menjaga pertumbuhan ekonomi untuk setidaknya tetap tumbuh positif ditengah situasi yang serba tidak menentu kala itu.
“Ketika kita hanya menerima keterpurukan tersebut, dan tidak mencoba mencari alternatif-alternatif usaha dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, rasanya untuk apa kita jadi pemimpin. Karena pemimpin harus hadir dimana-mana, baik pada saat masyarakat kita gembira atau senang, maupun masyarakat kita yang saat itu pada terpuruk. Itu bentuk suatu kepemimpinan.” kata Erzaldi.
“Dan (karena) pada saat waktu saya menjadi Gubernur, itu menjadi olah pikir kami bersama-sama. Saya sendiri sebagai pemimpin memanage daerah dengan sebaik-baiknya, tentunya dengan tujuan akhir kesejahteraan masyarakat. Nah dalam kondisi ekonomi yang terpuruk saat itu dimana-mana, diseluruh provinsi di Indonesia, itu bisa dilihat bahwa Bangka Belitung saat itu kondisi ekonomi yang tumbuhnya itu pernah mencapai angka tertinggi. Dan salah satu kebijakan yang dibuat adalah bagaimana kita membuatkan ekonomi masyarakat ini tumbuh dan berkembang. Maka salah satu jalannya adalah bagaimana memanfaatkan fasilitas KUR yang sudah diberi oleh pemerintah pusat kepada masing-masing daerah.”lanjut Erzaldi.
Sudah menjadi kewajiban bagi kepala daerah untuk ikut mensosialisasikan dan menyukseskan program pemerintah pusat, apalagi sasilitas program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memberikan kesempatan dan akses permodalan yang acapkali menjadi permasalahan tersendiri bagi masyarakat kecil untuk memulai usahanya.
Kendati mendapat dukungan permodalan dan pendampingan, tidak semua program KUR berjalan sesuai harapan, ada banyak faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan program ini. Di Bangka Belitung sendiri, program KUR penggemukan sapi terbukti mampu berjalan melampaui harapan, namub disisi lain, program KUR jahe merah kurang dapat optimal walaupun dari 400 petani tersebut ada juga sekitar 25 persen yang bisa berhasil.
“Ditengah-tengah fasilitas yang ada ini, kalau informasi ini tidak sampai kepada masyarakat, dan terus tidak kita sosialisasikan dengan baik, ya masyarakat tidak dapat menjalankan fasilitas yang sudah diberikan oleh pemerintah ini. Untuk itu salah satunya adalah peluang jahe merah ini menjadi target. Masih banyak lagi KUR ini dimanfaatkan, ada juga KUR untuk penggemukan sapi, penggemukan kambing, terus ayam, terus ikan darat, banyak lagi hal-hal terutama UMKM, Ini semua kita tawarkan. Nah dalam prosesnya tentunya ada kegagalan, ini menjadi bagian datipada evaluasi kita nanti kedepan.” kata Erzaldi.
Diakui Erzaldi, ada keterbatasan ketika dirinya tak lagi menjabat sebagai Gubernur, namun hal itu tidak akan membuat dirinya mengabaikan nasib 400 petani jahe merah yang kini sedang tidak menentu.
“Ini kan saya tidak menjabat, oke nanti, saya janji ini, saya akan mengumpulkan dan membahas ini bersama-sama dengan perusahaan, dan saya akan hadir bersama masyarakat, dan kita cari solusinya bagaimana.”pungkas ketua DPD Partai Gerindra Babel ini.(Ril).
Tinggalkan Balasan