Toboali, TROPEDO.ID – Aksi seru dan tak terlupakan dilakukan oleh siswa dan siswi Kelas 6 SD IT ( Sekolah Dasar Islam Terpadu) Alam Cahaya Toboali saat mereka memutuskan untuk menjelajahi pulau Belitung, juga dikenal sebagai negeri laskar pelangi. Dalam rihlah yang diikuti oleh 23 siswa dan siswi ini, mereka didampingi oleh 8 guru.

Alasan pemilihan Belitung sebagai tujuan rihlah tak lain adalah untuk memberikan mereka pengalaman lebih dalam mengenal alam di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Mereka juga ingin mengungkap pesona keindahan bawah laut dan kuliner khas Belitung yang tak ternilai, seperti hidangan seafood lezat, mie Belitong, gangan ikan, dan kopi kong Djie yang khas.

Perjalanan yang menantang mereka selesaikan dengan penuh semangat. Setelah melewati perjalanan laut selama 9 jam dari Toboali, mereka akhirnya tiba di negeri laskar pelangi, siap menghabiskan 3 hari yang tak terlupakan di sana.

Pada hari pertama, wajah riang siswa-siswi terpancar ketika mereka menjelajahi Belitung Timur, tempat yang menjadi ikonik dalam film Laskar Pelangi. Mereka mengunjungi replika sekolah Laskar Pelangi dan Museum Kata Andrea Hirata. Tak lupa, mereka juga mampir sejenak di Pantai Burung Mandi sambil menikmati hidangan seafood di restoran tepi pantai. Setelah seharian beraktivitas, mereka kembali ke hotel untuk beristirahat.

Puncak keceriaan bagi siswa-siswi saat mereka mengetahui agenda perjalanan hari itu. Tiba di Dermaga Pantai Tanjung Kelayang, rombongan langsung menyeberang ke Pulau Lengkuas, dengan singgah di Pulau Batu Garuda dan Pulau Pasir. Di sepanjang perjalanan, mereka mengungkapkan rasa syukur akan keindahan laut yang bening dan pemandangan yang memukau, ditambah cuaca yang cerah. Begitu sampai di Pulau Lengkuas, mereka langsung meluncur ke dalam air dengan snorkeling untuk menikmati keindahan bawah laut. Setelah itu, mereka menikmati makan siang di Pulau Tengah Laut yang mempesona.

Yang tak kalah pentingnya, meskipun sibuk dan penuh keseruan, siswa-siswi tersebut tak pernah lupa menjalankan salat lima waktu secara berjamaah dan tetap memegang teguh adab.

Pada hari terakhir perjalanan mereka, mereka mengunjungi Museum Kota Belitung, Rumah Adat Belitung, dan Danau Kaolin. Trip terakhir ini menjadi pengalaman edukatif karena di Museum Kota Belitung mereka diperkenalkan dengan sejarah pertambangan, berdirinya kota Belitung.

Rihlah ini memberikan harapan bahwa akhir dari kebersamaan mereka akan menjadi kenangan indah yang tak terlupakan. Selain itu, petualangan ini juga memberikan pengalaman berharga kepada siswa-siswi untuk menjadi lebih mandiri dan menjalankan adab di mana pun mereka berada. Selain itu, mereka juga menyadari betapa pentingnya menjaga kelestarian alam yang ada di Bumi Bangka Belitung, mengingat kebersihan dan kesadaran masyarakat serta upaya pemerintah dalam pengelolaan pariwisata yang terus ditingkatkan.