TROPEDO.ID — Sebuah insiden kecelakaan tambang terjadi di lokasi pertambangan Tembelok, Kabupaten Bangka. Kejadian ini melibatkan seorang pekerja tambang berinisial AA, warga Teluk Limau Parit Tige. Meskipun sempat tidak sadarkan diri, AA dinyatakan selamat setelah mendapatkan perawatan medis di rumah sakit. Rabu, (9/10/2024).

Peristiwa ini menyita perhatian masyarakat setempat dan kembali membuka diskusi panjang mengenai keselamatan kerja serta legalitas operasional tambang di wilayah tersebut.

Kecelakaan ini menambah deretan kasus yang menyoroti pentingnya penerapan standar keselamatan di lokasi tambang. Rekan kerja AA yang ikut membantu proses evakuasi menyatakan bahwa risiko merupakan bagian dari pekerjaan tambang. Namun, ia menegaskan bahwa keselamatan adalah prioritas utama bagi setiap pekerja.

“Resiko pekerjaan itu ada, tapi alhamdulillah kami bahu-membahu membantu sesama kawan,” ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian.

Dia juga menepis anggapan negatif bahwa dunia tambang sering kali dianggap mencari “tumbal”. Menurutnya, para pekerja tambang hanya berupaya mencari nafkah untuk keluarga mereka dengan sadar akan risiko yang ada.

Legalitas Tambang Masih Menggantung

Selain masalah keselamatan, insiden ini juga memunculkan kembali perdebatan mengenai legalitas pertambangan di Tembelok dan wilayah sekitarnya. Masyarakat di daerah Keranggan dan Tembelok telah lama menunggu pengesahan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan Izin Pertambangan Rakyat (IPR). Proses pengajuan izin tersebut telah berlangsung sejak 2015, tetapi hingga kini belum ada kejelasan.

Instruksi Presiden Joko Widodo yang mendorong agar masyarakat Bangka Belitung dapat menambang secara legal belum sepenuhnya terealisasi. Warga setempat merasakan ketidakpastian yang berkepanjangan, yang berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari mereka.

“Kami seperti berada di oase di tengah padang gurun. Potensi tambang ada, tetapi status legalitasnya masih menggantung,” ungkap seorang warga setempat dengan nada frustrasi.

Harapan Solusi dari Pemerintah

Ketidakpastian terkait izin pertambangan ini mempengaruhi stabilitas ekonomi masyarakat setempat. Dengan daya beli yang menurun, banyak warga terpaksa menggantungkan hidup mereka pada hasil tambang meski tanpa kepastian hukum.

“Kebutuhan perut tidak bisa menunggu. Kami berharap ada solusi agar bisa bekerja tanpa rasa takut,” ujar salah satu warga.

Di tengah situasi sulit ini, masyarakat tetap berharap agar pemerintah segera memberikan kejelasan terkait status legalitas tambang. Mereka ingin bekerja dengan aman dan berkontribusi pada perekonomian daerah tanpa harus khawatir akan tindakan hukum.

Dengan kondisi yang masih terus berkembang, waktu yang akan menjawab apakah perjuangan panjang masyarakat Tembelok ini akan berbuah manis atau tidak. (KBO BABEL)