TROPEDO.ID — Mantan Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung periode 2017-2022, Erzaldi Rosman Djohan, melakukan kunjungan ke Toboali bersama tim Pro ER Basel. Kunjungan tersebut bertujuan untuk menyerap aspirasi masyarakat, terutama dalam menghadapi berbagai permasalahan sosial dan ekonomi yang berkembang di wilayah Bangka Selatan.

Pertemuan ini menjadi momen penting bagi masyarakat setempat dalam mengutarakan isu-isu yang mereka hadapi, khususnya terkait pelemahan ekonomi yang semakin dirasakan.

Erzaldi menyampaikan bahwa tantangan ekonomi tidak bisa dihadapi hanya oleh pemerintah daerah saja. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan investor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Selain itu, melalui Institut Erzaldi, ia juga memperkenalkan program beasiswa gratis untuk membantu generasi muda mendapatkan akses pendidikan yang lebih baik.

Peran Investor dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu poin penting yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah peran investor dalam meningkatkan perekonomian Bangka Belitung. Erzaldi menyatakan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam memperbaiki ekonomi, tetapi membutuhkan campur tangan dari pihak luar, terutama investor. Ia menjelaskan bahwa banyak rencana investasi yang sebelumnya direncanakan harus terhenti karena dampak pandemi COVID-19.

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja untuk memperbaiki ekonomi. Perlu ada campur tangan pihak luar, terutama investor,” tegas Erzaldi. Kamis, (26/9/2024).

Ia juga menambahkan bahwa masyarakat perlu lebih proaktif dalam mendukung berbagai inisiatif ekonomi lokal, termasuk yang didorong oleh sektor swasta dan pemerintah.

Menangkal Hoaks untuk Kemajuan Daerah

Selain membahas masalah ekonomi, Erzaldi juga menyoroti pentingnya melawan hoaks atau berita bohong yang dapat merugikan masyarakat. Ia menekankan bahwa kemajuan suatu daerah dapat terhambat oleh mudahnya masyarakat terprovokasi oleh informasi yang tidak valid. Oleh karena itu, Erzaldi mengajak masyarakat untuk lebih kritis dan selektif dalam menerima informasi, terutama dari sumber-sumber yang tidak jelas.

“Permasalahan kita, tipikal masyarakat kita ini sangat mudah diprovokasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Jadi apapun itu, jangan mudah percaya dengan isu-isu yang menyesatkan, terutama hoaks,” jelas Erzaldi. ***