TROPEDO.ID — Cuaca panas yang melanda sebagian besar daerah di Indonesia dalam sebulan terakhir turut dirasakan di Kabupaten Bangka Selatan. Kondisi ini mengancam sektor pertanian, khususnya sawah, yang menjadi sumber mata pencaharian utama bagi sebagian besar masyarakat di wilayah tersebut.

Menanggapi situasi ini, Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan melalui Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan telah melakukan pendataan dan pemantauan intensif terhadap sawah-sawah yang terdampak kekeringan.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Bangka Selatan, Risvandika, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan langkah-langkah untuk mengidentifikasi sawah yang berpotensi mengalami kerugian akibat kekeringan.

“Kita telah memantau dan mendata sawah-sawah kategori tanam yang ada di Bangka Selatan, yang sedang mengalami sedikit kekeringan. Sawah yang belum tanam atau masih lahan kosong walaupun mengalami kekeringan bukan termasuk titik pantau kami,” ujar Risvandika saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (05/08/2024).

Ia juga menambahkan bahwa pemantauan tersebut difokuskan pada sawah-sawah di beberapa desa yang sudah memasuki masa tanam dan kini mengalami kekeringan. Beberapa desa yang masuk dalam pemantauan intensif antara lain Desa Bukit Terap, Desa Rias, dan Pulau Besar Desa Batu Penumpang.

Sebagai bentuk upaya mitigasi, Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Bangka Selatan telah merencanakan sejumlah tindakan untuk mengatasi dampak kekeringan ini. Risvandika menjelaskan bahwa pihaknya akan memberikan bantuan kepada para petani dalam bentuk pembuatan waduk, pembangunan sumur bor, serta pemasangan pompa air di titik-titik strategis yang dapat membantu mengairi sawah-sawah yang kekurangan pasokan air.

“Kami sedang berupaya seoptimal mungkin untuk memastikan agar dampak kekeringan ini tidak menyebabkan kerugian besar bagi para petani. Bantuan berupa waduk, sumur bor, serta pompanisasi akan kami lakukan sesegera mungkin agar dapat meminimalisir dampak dari cuaca panas yang ekstrem ini,” tambahnya.

Risvandika juga mengimbau para petani untuk tetap waspada dan segera melaporkan jika terjadi kondisi yang lebih parah di lapangan. Kerjasama yang baik antara pemerintah dan petani diharapkan mampu menjaga ketahanan pangan di wilayah Bangka Selatan, meski dihadapkan pada tantangan cuaca ekstrem. (*)