Penulis: Ambar Wicaksono

TROPEDO.ID – Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang, lembaga pendidikan tinggi vokasi yang memiliki Program Studi Gizi dengan visi menghasilkan lulusan gizi yang berjiwa wirausaha, telah menciptakan terobosan menarik dalam pemanfaatan limbah tulang ikan parang-parang sebagai alternatif snack pencegah stunting.

Melalui penelitian yang dilakukan oleh Ambar Wicaksono, seorang Pranata Laboratorium Pendidikan, limbah tulang ikan parang-parang diubah menjadi snack kerupuk yang kaya kalsium dan lezat.

Potensi Ikan Parang-parang di Kepulauan Bangka Belitung

Kepulauan Bangka Belitung, salah satu provinsi penghasil ikan terbesar di Indonesia, telah lama menjadi rumah bagi ikan parang-parang. Namun, sebagian besar bagian ikan ini sering dibuang sebagai limbah oleh pelaku usaha berbasis ikan. Kepala, tulang, sisik, dan kulit ikan parang-parang umumnya tidak dimanfaatkan, sehingga menjadi limbah di industri perikanan.

Menariknya, penelitian telah membuktikan bahwa tulang ikan parang-parang mengandung kalsium dalam jumlah tinggi. Ini membuatnya menjadi sumber kalsium yang potensial bagi manusia. Selain kalsium, tulang ikan juga mengandung fosfor dan karbonat, yang merupakan unsur-unsur penting dalam menjaga kesehatan tulang.

Penelitian dan Inovasi oleh Ambar Wicaksono

Ambar Wicaksono, seorang Pranata Laboratorium Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang, terinspirasi oleh permasalahan limbah tulang ikan ini. Berbekal ilmu pengetahuan dan jurnal penelitian yang ada, ia memutuskan untuk mencoba memanfaatkan limbah tulang ikan parang-parang ini dengan cara yang inovatif. Hasil penelitiannya mengubah tulang ikan parang-parang menjadi snack kerupuk yang lezat, yang juga kaya kalsium.

Snack Kerupuk Tulang Ikan Parang-parang: Sebuah Alternatif yang Menarik

Snack kerupuk yang dihasilkan dari tulang ikan parang-parang ini bukan hanya lezat, tetapi juga mengandung kalsium dan protein dalam jumlah tinggi. Penilaian oleh panelis menunjukkan bahwa snack ini disukai secara organoleptik, sehingga potensial menjadi alternatif snack pencegah stunting.

Kerupuk ini juga memiliki potensi bisnis yang besar. Ambar Wicaksono mengatakan, “Saya telah mencoba snack ini diubah menjadi basreng (baso goreng) dengan menambahkan bubuk cabe yang ada di pasaran, dan rasanya sungguh menggugah selera. Meskipun ada banyak potensi olahan lain dari tulang ikan, seperti tepung tulang ikan, namun, sebagai warga Bangka Selatan, yang telah terbiasa dengan kerupuk ikan, saya lebih memilih untuk memproduksi kerupuk ikan ini. Saya berharap bahwa limbah tulang ikan yang selama ini hanya dibuang bisa diolah menjadi produk bernilai jual dan bermanfaat bagi kesehatan.

Potensi Pencegahan Stunting

Stunting, masalah kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh kekurangan gizi, dapat diatasi dengan upaya pencegahan yang tepat. Konsumsi makanan kaya kalsium, seperti snack kerupuk tulang ikan parang-parang ini, dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak secara lebih baik. Oleh karena itu, pemanfaatan limbah tulang ikan ini tidak hanya berdampak pada pemanfaatan sumber daya alam yang lebih efisien tetapi juga berkontribusi pada kesehatan masyarakat, terutama anak-anak.