Duka dan Harapan Masyarakat Mentok: Tambang Tembelok dan Kranggan Ditertibkan, Harapan Kembali Beroperasi untuk Kesejahteraan
TROPEDO.ID – Mentok, Sebuah kabar mengejutkan datang dari wilayah Tambang Tembelok dan Kranggan, di mana aktivitas tambang timah ponton Apung baru-baru ini ditertibkan oleh aparat. Masyarakat buruh pekerja tambang timah yang menggantungkan nasib mereka pada pekerjaan ini sekarang hanya bisa meratap di rumah, berharap agar mereka dapat kembali bekerja demi memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.
Dalam pemeriksaan langsung di lapangan, terungkap bahwa tidak ada warga yang menolak aktivitas tambang timah di Tembelok dan Kranggan. Bahkan, nelayan setempat mendukung kegiatan penambangan ini, meskipun mereka juga merasakan dampaknya.
Riko, salah satu pekerja tambang asli Mentok Asin, yang bergantung pada tenaganya untuk mencari nafkah, berbicara kepada media dengan penuh kekhawatiran. “Kami adalah satu unit dengan 4-5 pekerja, dan saat ini ratusan unit lainnya menganggur setelah diminta untuk berhenti oleh pihak keamanan. Bayangkanlah nasib kami dan keluarga kami yang benar-benar terpukul oleh situasi ini,” keluh Riko. Senin (2/10/2023).
Baca Juga: Ketua KPK Benarkan Adanya Penyelidikan Dugaan Korupsi Izin Pertambangan di Kementerian ESDM
Dia melanjutkan, Ketika aktivitas penambangan dimulai, kami sangat senang dan bersyukur bisa bekerja. Terutama saat ini, di mana ekonomi sulit, bekerja di Laut Tembelok memberikan hasil ekstra yang kami butuhkan untuk keluarga kami.
Kami tidak mencari kekayaan, hanya mencoba bertahan hidup.”Mendukung mereka, Rusdan, seorang nelayan berusia 52 tahun, mengatakan bahwa komunitas nelayan tidak memiliki masalah dengan aktivitas penambangan timah.
Baca Juga: Kantongi Legalitas di Penambangan Laut Rias, PT Timah Tbk Dorong Kondusifitas
“Sebelum mereka memulai pekerjaan mereka, mereka sudah menyetujui ganti rugi atas kerusakan peralatan tangkap kami. Kami belum mengalami insiden di wilayah Tembelok ini, dan kami merasa terbantu dengan adanya kompensasi dari para penambang,” kata Rusdan.
Rusdan juga menyampaikan keprihatinannya tentang ketidakpastian hasil tangkap nelayan. Dia mengatakan bahwa kompensasi dari penambang sangat membantu, terutama ketika musim ombak besar atau musim barat tiba. Dia mengingatkan bahwa tambang ini tidak akan selamanya ada di Tembelok, dan jika hasil tangkap nelayan tidak mencukupi, para penambang akan pindah dengan sendirinya.
Dengan tulus, Rusdan dan Riko memohon kepada pemerintah dan aparat penegak hukum untuk memberikan solusi yang terbaik agar mereka dapat kembali bekerja. Mereka mengingatkan bahwa musim ombak besar akan segera tiba, dan nelayan kecil seperti mereka tidak bisa melaut dengan sendirinya ketika ombak besar datang. Mereka berharap agar penambangan timah dapat dilanjutkan untuk membantu mereka dan keluarga mereka bertahan hidup.(*)
Tinggalkan Balasan