TROPEDO.ID – Tradisi Chit Ngiat Pan atau Sembahyang Rebut Merupakan acara yang rutin dirayakan oleh masyarakat tionghoa. Acara ini dirayakan tiap tanggal 15 Bulan 7 Penanggalan Kalender China.

Ketua Yayasan Dharma Bakti Toboali, Jemy Dwiputra atau yang kerap disapa Abot meninjau beberapa titik rangkai acara sembahyang rebut di kelenteng  Kwan Se Yim Puput Toboali dan Juga Kelenteng Dewa Sakti.

Ia mengatakan semenjak Covid-19 kegiatan sembahyang rebut tahun ini baru terlaksanakan, antusiasme masyarakat memang sedikit berkurang dan terlihat sepi dibandingkan tahun sebelum terjadinya Covid-19,”ujar Jemmy Dwiputra yang kerap disapa Abot. Selasa (29/8/2023) malam.

Sembahyang ini dimaksudkan untuk menghormati leluhur yang dikenali dan arwah leluhur yang tidak dikenali dan ini menurut kepercayaan beragama Konghucu.

“Kegiatan ini di lakukan Setiap tanggal 15 bulan 7 kalender cina, khususnya yang beragama Konghucu wajib melaksanakan kegiatan sembahyang rebut sebagai warisan tradisi dari sang leluhur,”kata Abot.

Di hari Sembahyang Rebut masyarakat Tionghoa melakukan persembahan seperti buah jeruk, apel, umbi-umbian, kacang, sayuran dan lainnya.

Toleransi beragama di Bangka Selatan sangat tinggi saling menjaga kerukunan antar sesama umat beragama ‘Tongin Fan Ngin Jit Jong’ istilah ini menytakan baik orang pribumi dan orang Tionghoa itu setara tidak ada perbedaan dalam segala aspek kehidupan, Cin Melayu Hame Bae,”terang Abot.