Polemik Rhodamin B di Pasar Toboali, DKPPKB Basel Luruskan: Produk Berbahaya Bukan dari UMKM Terasi Lokal

TROPEDO.ID — Temuan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pangkalpinang terkait produk pangan mengandung bahan berbahaya di Pasar Pelataran Terminal Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, menuai reaksi keras masyarakat. Warga asli Toboali merasa dirugikan akibat pemberitaan yang menyinggung terasi—ikon kuliner daerah—seolah menjadi produk berbahaya.

Dalam hasil pemeriksaan BPOM, bahan berbahaya seperti Rhodamin B ditemukan pada produk yang dikaitkan dengan olahan hasil laut khas Toboali. Selain itu, BPOM juga menemukan sejumlah produk yang diduga mengandung boraks. Informasi tersebut berkembang cepat dan menimbulkan kekhawatiran publik, terutama terhadap reputasi UMKM lokal yang selama ini mengandalkan produksi terasi sebagai mata pencaharian utama.

Menanggapi polemik yang menghangat, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Bangka Selatan melalui Bidang Pelayanan dan SDK, Eddial Bustamil, memberikan pernyataan. Ia menegaskan bahwa beberapa informasi yang beredar telah menimbulkan kesalahpahaman dan perlu diluruskan agar masyarakat mendapatkan gambaran yang benar.

Pada poin pertama, ia menekankan bahwa produk bermerek Ayam Jago yang disorot BPOM bukanlah produk terasi, melainkan bahan pengawet terlarang yang disamarkan sebagai bahan tambahan makanan. Dengan demikian, produk tersebut tidak terkait dengan produksi terasi lokal maupun UMKM terdaftar di Bangka Selatan.

Selanjutnya, Eddial menjelaskan bahwa terasi yang beredar di pasaran berasal dari dua sumber, yaitu produksi lokal Bangka Selatan dan pasokan dari luar daerah. Ketersediaan bahan baku terasi juga dipengaruhi musim, sehingga pelaku usaha terkadang mengambil bahan dari luar wilayah saat pasokan lokal menipis.

Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan memastikan bahwa seluruh terasi UMKM lokal yang terdaftar di DPMPTSP dan berada di bawah pembinaan DKUKMINDAG serta DKPPKB dinyatakan aman. Berdasarkan uji sampel tahunan oleh Tim Pengawasan Keamanan Pangan, produk-produk tersebut terbukti bebas dari penggunaan bahan tambahan berbahaya seperti Rhodamin B maupun boraks.

Meski demikian, Eddial mengakui adanya keterbatasan dalam pengawasan terhadap produk yang bahan bakunya berasal dari luar daerah. Produk-produk tersebut tidak tercatat sebagai UMKM lokal dan berada di luar kewenangan pengawasan langsung Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan. Inilah yang kemungkinan menyebabkan peredaran produk tidak aman tetap muncul di pasaran.

Untuk itu, DKPPKB menegaskan kembali bahwa produk yang mengandung bahan berbahaya bukan berasal dari UMKM lokal serta tidak terdaftar secara resmi. Penegasan ini diharapkan dapat meredam stigma negatif terhadap pelaku usaha terasi Toboali yang selama ini memproduksi secara tradisional dan mematuhi standar keamanan pangan.

Eddial mengimbau masyarakat agar lebih cermat memilih produk terasi maupun olahan pangan lainnya. Konsumen diminta memastikan produk telah terdaftar dan memiliki jaminan kualitas keamanan sebelum digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

“Polemik ini menjadi perhatian bersama mengingat terasi bukan hanya produk kuliner, tetapi juga identitas budaya dan sumber ekonomi bagi warga Toboali. Klarifikasi dari Pemkab Basel diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan publik dan menjaga stabilitas usaha para pelaku UMKM lokal,” ujarnya.

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dan pengawasan terpadu lintas sektor, Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan optimistis bahwa peredaran produk pangan tidak aman dapat diminimalisir. Sementara itu, upaya pembinaan bagi UMKM lokal terus ditingkatkan untuk mempertahankan mutu dan daya saing terasi Toboali sebagai ikon kuliner daerah.

“Pihak pemerintah daerah secara berkala akan melakukan pengawasan serta pembinaan kepada para pelaku usaha khususnya pedagang terasi dan pedagang lainnya agar dapat ikut berperan serta menjaga produk lokal khususnya terasi toboali,” tandas Eddial Bustamil.

Sementara Wakil Ketua DPRD Bangka Selatan, Rusi Sartono, saat dikonfirmasi terkait hal ini menyatakan bahwa hari ini, Kamis (27/11) dirinya bersama sejumlah masyarakat Toboali akan mengunjungi BPOM Pangkalpinang.

“Hari ini kami ke BPOM Pangkalpinang, nanti kami kabari lagi,” kata Rusi Sartono singkat.(Red)