TROPEDO.ID — Siapa sangka, di balik wajah segar dan tertata kawasan Simpang Tujuh Pangkalpinang, berdiri sosok muda karismatik yang diam-diam berjasa besar. Dialah Basit Cinda, tokoh muda yang membangun Taman Pramuka dengan dana pribadinya—bukan lewat anggaran pemerintah, melainkan dari niat tulus ingin menghadirkan simbol kebanggaan bagi gerakan Pramuka sekaligus mempercantik wajah kota.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Sekretaris Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kota Pangkalpinang, Ihsan Riza, pada Sabtu, 31 Mei 2025.

“Taman Pramuka itu murni dibangun dari anggaran pribadi Kak Basit saat menjabat Wakil Ketua Urusan Usaha dan Kerja Sama di Kwarcab Pangkalpinang. Area itu dulunya kumuh dan tak terawat, kini jadi ruang terbuka yang jadi ikon kebanggaan,” ungkap Ihsan.

Lebih dari sekadar estetika, kehadiran Taman Pramuka disebut Ihsan sebagai bentuk nyata eksistensi dan pengakuan terhadap gerakan pramuka di Kota Pangkalpinang.

“Sebagai anggota pramuka, kami bangga. Taman ini bukan hanya memperindah kota, tapi memperlihatkan bahwa pramuka hidup dan diakui masyarakat. Apalagi, ini satu-satunya Taman Pramuka di Bangka Belitung,” tambahnya.

Tak hanya dari kalangan pramuka, apresiasi juga datang dari warga dan pengunjung taman. Nuraini (46), warga Kampung Opas, menyebut taman tersebut sebagai ruang publik yang nyaman untuk anak-anak dan keluarga.

“Dulu di sini rumput liar, sampah berserakan. Sekarang jadi taman bersih dan aman. Anak-anak saya senang main di sini tiap sore,” katanya.

Senada dengan itu, seorang pengunjung muda, Febri (23), mahasiswa dari Universitas Bangka Belitung, juga mengungkapkan kekagumannya.

“Taman ini punya nilai sejarah dan semangat. Gak nyangka dibangun oleh pribadi, bukan pemerintah. Harusnya ini dicontoh pejabat lain,” ucapnya.

Selain membangun taman, Basit juga dikenal aktif menyokong kegiatan kepramukaan. Dalam pelaksanaan Jambore Nasional sebelumnya, ia disebut ikut membantu keberangkatan kontingen pramuka asal Pangkalpinang.

“Semangat Kak Basit menumbuhkan tunas-tunas bangsa itu luar biasa. Kami sangat berterima kasih atas segala dukungan beliau,” ujar Ihsan lagi.

Taman Pramuka kini tak hanya menjadi oase hijau di tengah kota, tapi juga simbol dedikasi tanpa pamrih seorang anak bangsa. Di saat banyak tokoh bicara tanpa aksi, Basit Cinda memilih membangun dalam diam—dan hasilnya kini jadi kebanggaan bersama.**