Banyak Rusak! Proyek Irigasi Rp16 Miliar Serdang Pergam Menuai Kekecewaan Petani
TROPEDO.ID — Suwanto, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Harapan Makmur Desa Pergam, Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, mengungkapkan kekecewaannya terhadap proyek peningkatan jaringan irigasi D.I.R Serdang Pergam yang bernilai Rp16.056.445.000.
Proyek ini didanai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2023 dan dikerjakan oleh PT. Unggul Sokoja berdasarkan kontrak Nomor 610/07/SP/PUPRPRKP/I/2023 tanggal 31 Januari 2023. Pekerjaan tersebut berlangsung selama 300 hari hingga 26 November 2023.
Baca Juga Selengkapnya:BPK: Kurang Volume Peningkatan Jaringan Irigasi D.I.R Serdang Pergam Rp745 Juta
Dalam wawancaranya dengan awak media di lokasi irigasi D.I.R tepat di perbatasan Desa Serdang Pergam pada Selasa sore (9/7/2024), Suwanto menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah yang telah membantu pengairan sawah para petani. Namun, ia juga menyatakan kekecewaannya karena banyak proyek tahun 2023 ini yang mengalami kerusakan dan retak pada dinding tanggul yang tidak sesuai standar.
“Kami merasa kecewa dengan banyaknya proyek-proyek yang dibangun tahun 2023. Banyak kelalaian dan kerusakan tidak sesuai standar. Pintu air klep banyak yang rusak dan tidak berfungsi, dinding tanggul terdapat keretakan dan jebol di beberapa titik pintu air,” ujar Suwanto.
Baca Juga Selengkapnya:BPK Temukan Kekurangan Volume di Proyek Gedung Kantor Cabdin Bangka Selatan
Kerusakan ini sangat mengganggu aktivitas para petani. Temuan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang diberitakan bisa menjadi pelajaran bagi pemerintah dan pihak terkait ke depannya. “Tolong jangan diulangi lagi,” tegasnya.
Di Desa Pergam sendiri, terdapat sembilan kelompok tani dengan satu kelompok berjumlah 100 petani, termasuk Suwanto sendiri sebagai salah satu ketua kelompok tani di Desa Pergam. Ia menjelaskan bahwa sebelumnya pihaknya sudah melaporkan kerusakan ini kepada kontraktor untuk segera diperbaiki, namun hingga saat ini belum ada respons dari kontraktor.
Baca Juga Selengkapnya:Penyerahan Laporan Audit BPKP Terkait Kerugian Negara dalam Perkara Komoditas Timah
“Kami sudah melaporkan ke pihak kontraktor untuk segera diperbaiki, tapi sampai saat ini tidak ada respon. Kami berharap pemerintah bisa cepat tanggap terhadap keluhan petani,” ungkap Suwanto.
Suwanto juga menambahkan bahwa infrastruktur irigasi yang kurang memadai membuat pengaturan air tidak berjalan optimal. “Saat musim hujan banjir, saat musim kemarau kering, padahal petani perlu air untuk kelancaran aktivitas sawah. Ini sangat mengganggu,” pungkasnya.
Ia juga berharap ke depannya proyek-proyek semacam ini dikerjakan oleh pemborong dengan latar belakang yang baik dan profesional. “Pekerjaan proyek jangan terkesan asal-asalan karena itu uang negara dan uang rakyat juga. Kami harap ke depannya pemborongnya memang bagus dalam pekerjaan proyek,” tutup Suwanto.
Suwanto dan para petani berharap agar pemerintah lebih memperhatikan kualitas proyek-proyek irigasi di masa mendatang. Mereka menginginkan adanya pengawasan ketat serta pemilihan kontraktor yang benar-benar kompeten agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kami hanya ingin bisa bertani dengan tenang tanpa khawatir soal irigasi. Air adalah kebutuhan vital bagi kami para petani, dan kami berharap pemerintah bisa mengerti pentingnya hal ini,” kata Suwanto penuh harap.
(Ra/red).
Tinggalkan Balasan