Digitalisasi Pariwisata, Seni, dan Kuliner: Upaya Kabupaten Bangka Selatan Menuju Peningkatan Ekonomi Kreatif
TROPEDO.ID – Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, telah mengambil langkah progresif dalam memajukan sektor pariwisata, seni, dan kuliner. Dalam sebuah inisiatif yang diprakarsai oleh Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora), mereka mengadakan pelatihan digitalisasi yang bertujuan untuk meningkatkan branding, pemasaran, dan penjualan dalam berbagai aspek ekonomi kreatif. Rabu, (3/10/2023).
Kegiatan pelatihan ini dan dampaknya terhadap perkembangan ekonomi lokal. Digitalisasi Menyentuh Kabupaten Bangka SelatanKegiatan pelatihan digitalisasi yang berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 3 hingga 5 Oktober 2023, berhasil mengumpulkan 40 peserta dari berbagai bidang ekonomi kreatif.
Baca Juga: Pembangunan Gerbang Kota Toboali di Desa Bikang Menelan Anggaran Sebesar Rp 2,1 Miliar
Dengan tema “Branding, Pemasaran, dan Penjualan pada Desa Wisata, Pondok Wisata, Souvenir, dan Fotografi,” pelatihan ini bukan hanya upaya untuk memperkuat sektor pariwisata, tetapi juga mendukung pelaku usaha kecil menengah dan industri lokal agar dapat bersaing lebih baik dalam pasar pariwisata yang semakin kompetitif.
Kepala Disparpora Bangka Selatan, Firmansyah, menjelaskan bahwa kegiatan ini mendapatkan dukungan dana dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Tujuan utama dari pelatihan digitalisasi ini adalah untuk memfasilitasi kolaborasi antara pelaku usaha dalam memasarkan produk pariwisata dan ekonomi kreatif mereka.
Baca Juga: Bupati Basel Hadiri Pameran Apresiasi Kreasi Indonesia Yang di Selenggarakan Kemenparekraf
Dalam sambutannya saat membuka pelatihan, Firmansyah menyatakan harapannya, “Harapan kita, melalui kegiatan ini setidaknya pelaku usaha bisa bergerak dan maju bersama, berkolaborasi dalam memasarkan produk pariwisata dan ekonomi kreatif. Semoga pelatihan ini dapat menguatkan nilai jual dan daya saing produk daerah, serta mensejahterakan masyarakat lokal sambil melestarikan alam, budaya, dan lingkungan.
“Pelatihan digitalisasi ini melibatkan beragam narasumber yang ahli di bidangnya, termasuk perwakilan dari Disparpora Babel, dosen dari Universitas Muhammadiyah Prodi Pariwisata, serta praktisi digital marketing, fotografi, dan konten media sosial. Peserta pelatihan berasal dari kelompok wisata, pondok wisata, seni musik, fotografi, sanggar seni, kriya, kuliner, dan desain komunikasi visual,”ujar Firman.
Baca Juga: Dugaan Malpraktik, Pasien RSUD Basel Meninggal Dunia Usai Operasi Benjol di Punggung
Firman, sapaan akrab Kepala Disparpora Bangka Selatan, mengajak peserta pelatihan dengan slogan ‘Asak Kawa Kite Pacak.’ Slogan ini mendorong mereka untuk terus memasarkan produk melalui media digital, khususnya melalui ponsel pintar yang digunakan sehari-hari. Firman menekankan pentingnya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) untuk mengelola dan memasarkan produk melalui platform digital yang dapat dijangkau oleh semua orang.
“Ponsel pintar adalah modal yang terjangkau bagi kita semua. Kita harus pintar memanfaatkan ponsel pintar untuk menjadi alat komunikasi yang menghasilkan nilai ekonomi,” kata Firman.
Melalui pelatihan digitalisasi ini, Kabupaten Bangka Selatan menunjukkan komitmennya dalam menggerakkan sektor ekonomi kreatif dengan memanfaatkan teknologi. Dengan peningkatan branding, pemasaran, dan penjualan, produk pariwisata, seni, dan kuliner dari daerah ini memiliki peluang lebih besar untuk menarik wisatawan dan mendapatkan tempat di pasar yang semakin kompetitif.
Inisiatif ini juga berpotensi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, mengurangi pengangguran, dan merangsang pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bangka Selatan. Dengan semangat kolaborasi dan pemanfaatan teknologi digital, daerah ini akan terus bergerak maju menuju masa depan yang lebih cerah,”tutupnya.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan