TROPEDO.ID — Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) periode 2017-2022, Erzaldi Rosman Djohan, terus berupaya menghadirkan program-program yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu program yang saat ini sedang didorong adalah pengembangan budidaya ikan laut, khususnya ikan kerapu. Menurut Erzaldi, budidaya ikan kerapu memiliki potensi besar untuk menggerakkan perekonomian para pembudidaya di wilayah Babel.

Potensi Tinggi Ikan Kerapu di Pasar Asia Tenggara

Pemilihan ikan kerapu sebagai komoditas budidaya bukan tanpa alasan. Erzaldi menyebut bahwa permintaan ikan ini sangat tinggi di Asia Tenggara, terutama dari negara-negara seperti Hong Kong. Selain itu, harga ikan kerapu tergolong tinggi di pasar internasional.

Dengan waktu budidaya yang relatif singkat, sekitar 5-8 bulan hingga panen, ikan kerapu dapat menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan bagi masyarakat lokal.

“Budidaya ikan kerapu bisa dilakukan di keramba jaring apung (KJA), pertumbuhannya cepat, dan permintaan dari luar negeri sangat besar, terutama Hong Kong. Stok ikan kerapu terbatas, sehingga harga jualnya tinggi. Ini adalah peluang besar bagi masyarakat Babel,” ujar Erzaldi pada Rabu (11/09/2024).

Tantangan Ketersediaan Bibit Ikan Kerapu

Namun, salah satu tantangan utama dalam pengembangan budidaya ikan kerapu adalah ketersediaan bibit. Saat ini, bibit ikan kerapu harus didatangkan dari Bali dan Jawa, dengan ukuran yang relatif kecil, sekitar 3 cm, sehingga belum layak untuk langsung ditempatkan di keramba jaring apung.

Untuk mengatasi masalah ini, Erzaldi berencana mendirikan Rumah Benih di Babel, yang akan memudahkan para pembudidaya mendapatkan bibit ikan tanpa harus memesan dari luar pulau. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat perkembangan industri budidaya ikan kerapu di Babel.

“Jika diberi amanah kembali sebagai Gubernur, kami berkomitmen untuk mendirikan rumah pembenihan agar bibit ikan kerapu bisa diproduksi langsung di Babel. Selain itu, kami akan mendorong dinas terkait untuk berinovasi demi mendukung para pembudidaya,” tambah Erzaldi.

Pengembangan Budidaya di Beberapa Daerah

Erzaldi juga mengakui bahwa beberapa daerah di Babel, seperti Selat Nasik, Ulin, dan Desa Bakit, sudah mulai mengembangkan budidaya ikan kerapu. Ia berharap agar program ini bisa terus diperluas dan didukung penuh oleh pemerintah.

“Kami siap mendukung penuh program ini agar masyarakat Babel dapat merasakan manfaat ekonominya,” tegasnya.

Dengan potensi besar di pasar internasional dan dukungan dari pemerintah, budidaya ikan kerapu di Babel diharapkan dapat menjadi salah satu sektor unggulan yang mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. **